Wamenekraf Temui Precious One, Dorong Pemberdayaan Ekonomi bagi Penyandang Disabilitas

Jakarta, 26 Februari 2025 – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menggelar audiensi dengan Precious One untuk membahas program penguatan pelaku usaha disabilitas. Pertemuan ini bertujuan merancang strategi pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas agar lebih mandiri dan memiliki daya saing di industri kreatif.

Audiensi yang berlangsung di Menara Merdeka, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025, ini dihadiri oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf) Irene Umar. Dalam kesempatan tersebut, Irene menekankan bahwa Kemenekraf tidak hanya berfokus pada aspek kreativitas dalam kerja sama yang dijalankan, tetapi juga memastikan dampak ekonominya bagi pelaku usaha disabilitas.

“Kemenekraf melihat kerja sama tidak hanya dari sisi kreativitas, tetapi juga dari nilai ekonomi yang dapat dihasilkan. Kami ingin memastikan bahwa setiap investasi yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta, dapat memberikan manfaat yang nyata. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk koperasi sebagai motor penggerak produksi, sehingga dapat membantu pembiayaan usaha,” ujar Irene.

Irene juga menyampaikan bahwa Kemenekraf tertarik untuk menghadirkan showcase bagi produk-produk hasil karya penyandang disabilitas. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur produk kreatif disabilitas di pasar lokal maupun internasional serta membuka peluang ekspor melalui kolaborasi dengan UMKM lainnya.

“Kami ingin memberikan ruang bagi para pelaku usaha disabilitas untuk menunjukkan kreativitas mereka kepada khalayak luas. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan berbagai lokasi strategis untuk menghadirkan pameran, yang dapat membantu produk mereka lebih dikenal dan memiliki nilai jual lebih tinggi,” tambah Irene.

Sementara itu, Founder Precious One/Yayasan Karya Insan Sejahtera, Ratnawati Sutedjo, menjelaskan bahwa sejak didirikan pada 2004, Precious One telah berkembang dari rumah produksi jahit menjadi organisasi yang telah menghasilkan lebih dari 100.000 produk. Saat ini, Precious One bekerja sama dengan tujuh kota dan melibatkan lebih dari 7.000 anak disabilitas, dengan 80% tenaga kerjanya berasal dari kalangan penyandang disabilitas.

“Precious One memiliki misi untuk mengurangi angka pengangguran penyandang disabilitas dengan menciptakan produk berkualitas hasil karya mereka. Melalui audiensi ini, kami sangat senang bisa berbagi program pemberdayaan yang telah kami jalankan dengan Kemenekraf,” ujar Ratnawati.

Ratnawati juga mengungkapkan bahwa Precious One telah berhasil menembus pasar ekspor ke Singapura dan Amerika Serikat. Namun, ia menilai masih banyak UMKM disabilitas yang membutuhkan pendampingan agar dapat mencapai tahap ekspor.

“Kami sudah melakukan ekspor ke Singapura dan Amerika, tetapi kami melihat bahwa UMKM disabilitas lainnya masih memerlukan proses inkubasi dan perbaikan produk. Kami berharap ke depan Precious One dapat menjadi bagian dalam membantu UMKM disabilitas agar mereka juga bisa mencapai pasar global,” jelasnya.

Ia berharap Kemenekraf terus mendukung dan mengembangkan usaha kreatif disabilitas agar memberikan dampak lebih luas bagi komunitas penyandang disabilitas di Indonesia.

“Kami berharap ekonomi kreatif dapat semakin mendukung usaha kreatif disabilitas agar lebih inovatif, berdampak luas, dan berkelanjutan. Selain itu, program pendampingan UMKM untuk penyandang disabilitas juga perlu diperkuat agar mereka dapat berkembang lebih pesat,” tambah Ratnawati.

Dalam audiensi ini, Wamenekraf Irene Umar turut didampingi oleh Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu.

Kemenekraf berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak guna memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.

*Kiagoos Irvan Faisal*
*Plt. Kepala Biro Komunikasi*
*Kementerian Ekonomi Kreatif*

Untuk informasi terkini terkait Kementerian Ekonomi Kreatif,
kunjungi *https://ekraf.go.id/news* No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten