Berita Kab.Tulungagung— – Bagi perempuan yang sudah menikah namun tak kunjung mendapatkan anak acapkali dipersalahkan sebagai pihak yang mengalami masalah kesuburan. Stigma ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, masalah infertilitas atau kemandulan sebenarnya tidak melulu dialami pasangan perempuan, namun bisa jadi berasal dari pihak laki-laki. Prosentase di antara keduanya bahkan disebut 50 persen berbanding 50 persen. Sama besarnya.
Akan tetapi selama ini yang kerap terjadi, hanya pihak perempuan yang diminta periksa ke dokter kandungan. Sementara laki-laki tidak memeriksakan soal kemungkinan infertilitas yang dialaminya. Penyebabnya bisa karena kesadaran memeriksakan diri masih kurang, mungkin juga karena memang tidak tahu/tidak paham, gengsi, atau bisa juga malu karena belum mendapat akses dengan dokter spesialis yang khusus menangani masalah kesehatan reproduksi pria.
Tingginya angka risiko infertilitas pada pria serta kian meningkatnya kebutuhan pasangan muda untuk mengatasi masalah kesuburan yang mereka alami, khususnya pada pihak pria, RSUD dr. Iskak Tulungagung berinisiatif membuka Poli Andrologi. Poli yang secara khusus menangani masalah kesehatan reproduksi pria. Apapun yang terkait reproduksi kaum adam.
Rencana pembukaan Poli Andrologi dalam waktu dekat ini tak lepas dari kehadiran/ keberadaan dr. Cinta Ayu Abutari, Sp.And, dokter spesialis andrologi sebagai pungawa baru di jajaran dokter spesialis di RSUD dr. Iskak.
“Para pria biasanya malu memeriksakan masalah kemandulan yang dialami. Saran saya, harus ditemani pasangannya (agar percaya diri)” kata dr. Cinta Ayu dalam acara talk show interaktif yang diselenggarakan tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) RSUD dr. Iskak, Senin, 1 Maret 2021.
Dokter Cinta mengatakan, dalam berkonsultasi soal kemandulan diperlukan kerjasama antara suami dan istri, sehingga tidak saling menyalahkan satu sama lain.
“Bentuk kerjasama ini misal, si istri melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan (obgyn) sementara suami ke dokter spesialis andrologi,” imbunya.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan kesuburan pada pria dilakukan? Jawabnya, secepatnya setelah menikah, atau jika memang merasa mengalami masalah alat reproduksinya. Setidaknya setahun setelah menikah namun belum kunjung mempunyai keturunan. Padahal pasangan telah berhubungan suami-istri (intim), rutin 2-3 kali sepekan tanpa kontrasepsi, namun belum juga dikaruniai keturunan.
Salah satu tindakan yang dapat dikerjakan pada pelayanan andrologi, yakni penanganan yang berkaitan dengan kemandulan pada pria. “Jadi untuk layanannya ini nanti akan dibuka untuk pemeriksaan analisa sperma yang detail bagi suami,” paparnya
“Selain itu, juga memberikan pelayanan pasien dengan keluhan pada gangguan seksual pria.Contohnya disfungsi ereksi dan ejakulasi dini,” imbuh dr. Cinta Ayu.
Ia melanjutkan, Poli Andrologi juga melayani gangguan hormon pada pria (hipogonadisme), seperti kasus penis kecil pada anak anak.(yud/cdr)