Baraknews BANTEN – Agak ironis ketika mendengar pernyataan General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, Banten, Suharto saat di konfirmasi Via Telepon selulernya yang dengan jelas membandingkan perkembangan moda transportasi di Tanah Air kita saat ini.
Ketika dunia Aviasi berbicara pesawat teknologi tinggi hingga wisata ke luar angkasa, atau kereta cepat dan mobil listrik Autonomous untuk transportasi darat, transportasi laut masih bicara soal kapal tua (03/05/2023)
Hal ini di sampaikan H.Alamsyah MK selaku Ketua Umum LSM Geram Banten Indonesia, yang menjelaskan bahwa sosok Suharto selaku GM. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, Banten, bukan seorang yang berjiwa leadership sejati,” jelasnya
Harusnya, kritikan dan masukan para pengguna jasa kapal ini dijadikan sebuah tantangan Disrupsi saat ini dan ke depan, dan harus segera diantisipasi serta di evaluasi oleh pihak ASDP dengan terus mengedepankan Inovasi dan Teknologinya,,”imbuhnya.
Seperti yang telah dilakukan saat ini dalam hal layanan pembelian tiket ferry berbasis daring, Ferizy. ” Jujur saya mengapresiasi layanan Ferizy yang merupakan bentuk transformasi digitalisasi ASDP dalam memberikan kemudahan kepada pengguna jasa penyeberangan untuk melakukan reservasi dan pembelian tiket secara daring,”:ungkapnya
Tapi fakta masih beroperasinya kapal – kapal tua rasanya cukup untuk menunjukkan moda transportasi laut masih sangat jauh dari harapan. Apalagi dirinya juga tidak menghilangkan fakta bahwa kapal – kapal tua tersebut bikin para penumpang ikut was – was,” ucapnya
“Ini sebenarnya tugas Pemerintah dalam memberikan perhatian lebih termasuk dengan menghadirkan kapal baru atau yang lebih muda. Karena perhatian Pemerintah guna menghadirkan kapal baru itu bukan perihal Nostalgia lagu ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’, tetapi karena usia (kapal) tidak pernah bohong,” tegasnya
Menanggapi hal ini, Suharto yang kini dipercaya sebagai GM. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, Banten, mengatakan, Jika terkait kapal tua, Pemerintah dan Operator kapal telah sepakat bahwa kondisi kapal tidak dipengaruhi oleh rezim umur. Oleh karena itu keselamatan penumpang disebut menjadi prioritas berkat perawatan rutin setiap tahun dan telah memenuhi standar keselamatan,” ungkapnya.
Dia menyebutkan kapal tertua yang dimiliki oleh ASDP saat ini telah beroperasi sejak 1964 atau berumur 58 tahun. Kendati kapal – kapal perseroan sudah berusia senja tetapi apabila dilakukan perawatan secara rutin dengan baik, kapal tersebut tidak akan membahayakan keselamatan aktivitas penyeberangan,” ujarnya.
Suharto menjelaskan, jika sebenarnya Kapal tua juga tidak begitu menguntungkan bagi BUMN pelayaran dan penyeberangan. Pasalnya, penyusutan membuat kapal lebih lambat dan lebih boros meneguk BBM. Belum lagi bicara Spare Part yang mungkin sudah tidak diproduksi lagi,” terangnya
Artinya, setiap tahun dilakukan Docking juga rutin dan menjalani sertifikasi ulang serta dinyatakan laik fungsi biar kata kapal tersebut berusia tua, tapi secara normal dan tak mengganggu keselamatan penyeberangan,” ucapnya
“Kalau terkait dengan yang dibilang pak Erick Thohir, sebetulnya kapal itu kan kalau perawatannya baik tua pun masih bisa jalan. Karena tiap tahun masih docking perawatan. Kapal itu umurnya masih panjang. Salah satu kapal yang kita punya itu sejak 1964 tapi sampai sekarang masih beroperasi dengan baik,” ujarnya
Seperti diketahui sebelumnya, mengutip pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang meminta agar ASDP Indonesia Ferry segera mengganti kapal lama dan tua.
Karena menurut Erick Thohir, hal ini perlu dilakukan, karena pada tahun ini ASDP telah menyiapkan langkah transformasi menuju penawaran umum saham atau IPO. Dengan go public, Erick juga menyebut ASDP akan mendapatkan pendanaan untuk melakukan investasi atau anggaran yang Fantastis guna untuk memperbaiki kapal – kapal penyeberangan.
Bahkan menurut Erick Thohir, karena rata – rata usia kapal ASDP sudah cukup tua dan berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jasa dan menekankan ASDP untuk tetap selalu menjaga standarisasi keselamatan dan pelayanan yang prima kepada seluruh pengguna jasa,” ujarnya.
Sebagai Negara Kepulauan, peningkatan fasilitas dan pelayanan dari industri perkapalan, pelabuhan, maupun penyeberangan, merupakan sebuah keharusan. Hal ini selaras dengan arahan Presiden RI.Ir. Joko Widodo.
Semoga saja, Terkait Rencana Kemenhub yang akan mengkaji ulang Revitalisasi Kapal – Kapal Tua, Termasuk yang dimiliki ASDP. “Mari kita berharap bersama akuisisi ini tak sekedar menambah portofolio perusahaan, melainkan juga mampu meningkatkan daripada kontribusi ASDP kepada Negara, dan yang utamanya keselamatan masyarakat pengguna jasa penyeberangan lebih utama,” pungkas H.Alamsyah MK ( Riska)