OKU Selatan – Pada tanggal 26 September 2024, sebuah kejadian kontroversial terjadi di OKU Selatan yang menghebohkan masyarakat, khususnya di media sosial. Minggu, 29 September 2024.
Sebuah kelompok wanita remaja keliling door to door dan membagikan kalender dan supenir kepada warga desa di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan dan Mekakau Ilir, Kabupaten OKU Selatan.
Aksi ini kemudian viral setelah para wanita tersebut meminta Fotocopy Kepala Keluarga (KK) warga sebagai imbalannya. Video aksi tersebar luas di media sosial, khususnya di Facebook, dan membuat coreng nama calon Bupati dan Wakil Bupati OKU Selatan pada Pilkada serentak tahun 2024.
Tentu saja banyak masyarakat yang merasa direnungkan dan mengecam tindakan para wanita remaja tersebut, karena telah membagikan kalender dan supenir yang ditukar dengan kartu keluarga (KK).
Namun, dalam sebuah musyawarah keluarga yang diadakan di Desa Tanjung Jati, pelaku yang membuat video tersebut, sebut saja Bahyun yang berstatuskan sebagai oknum PNS, meminta maaf atas kejadian tersebut, dan menyatakan bahwa mereka tidak benar-benar memiliki niat buruk.
Ia pun, menegaskan bahwa tidak ada uang yang diminta atau diberikan dalam pertukaran kalender dan supenir tersebut.
Kejadian ini bermula ketika seorang warga setempat melihat sebuah mobil Avanza mondar-mandir sebanyak sembilan kali di Wilayah Desa Tanjung Jati, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten OKU Selatan, yang sedang berlangsung acara persedekah atau hajatan.
Melihat mobil tersebut, ia langsung mendekati para wanita tersebut dan menanyai mereka ada apa mondar-mandir di sini, serta kalender dan supenir itu buat apa dan siapa yang menyuruh kalian.
Dugaan Video aksi tersebut dibuat oleh, Bahyun, yang disuruh oleh Ayik, salah satu media Paslon Bupati dan Wakil Bupati OKU Selatan lainnya.
“Samo dak kejadianyo dengan di Desa Kota Dalam, Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten OKU Selatan, klu samo buatkanlah videonyo kage kito sharekan di medsos,” ujarnya. Videonya lalu diunggah ke media sosial dan menyebabkan kehebohan di masyarakat.
Namun, Bahyun mengetahui bahwa video tersebut beredar di media sosial dan ia keberatan karena, wanita yang terekam dalam video tersebut masih keluarganya. Ia, meminta video itu dihapus dan meminta maaf kepada para wanita yang mengedarkan kalender, dan supenir dengan diganti dengan kartu keluarga (KK).
Bahyun juga, menepis berita yang menyatakan bahwa foto copy KK warga dipinta dengan ditukar dengan sejumlah uang sebesar Rp. 250.000. “Menurutnya, informasi tersebut tidaklah benar dan hoaks,” menurut Lembayun.
Oleh karena itu, Bahyun akan membuat klarifikasi terkait video yang sempat viral tersebut. Ia berharap bahwa dengan membuat video klarifikasi sebaliknya, akan membuat nama calon Bupati dan Wakil Bupati tersebut kembali harum dan tidak memiliki nama buruk.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa, kampanye politik tidak boleh dilakukan dengan cara yang merugikan pihak lain, dan mencemarkan nama baik. “Dengan kejadian ini, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi kedepannya,” tandasnya.
Reporter: (Hen)