Menangkal Radikalisme di Kalangan Pelajar

PURWOKERTO – Virus radikalisme agama kian menyeruak dan menyentuh setiap elemen masyarakat, dari tingkat internasional, nasional, hingga regional. Sebut saja kelompok ekstremis Islam yang datang dari kawasan Timur Tengah sana, yakni Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS), virusnya menyebar sampai ke Indonesia. Belum lama pula, bangsa Indonesia digegerkan dengan kehadiran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang pandangannya merasuki generasi muda Tanah Air. Hal ini dipahami oleh siswa SMAN 4 Purwokerto, Muhammad Alif Sakti, yang menuturkan bahwa Gafatar akhirnya sampai pada lingkungan pelajar di Banyumas. “Kita tahu, dan sebagaimana pula media mengabarkan bahwa terdapat siswa di SMK 2 Banyumas yang terbawa Gafatar. Dan, itu sangat mengkhawatirkan bagi kami sesama pelajar,”tutur Alif, yang di sekolahnya aktif berorganisasi dan menjabat sebagai ketua Rohani Islam (Rohis).

Foto 2

Berkaitan dengan hal tersebut, guna menangkal radikalisme agama di kalangan pelajar, Polres Banyumas menyelenggarakan seminar yang bertema Mewaspadai Penyebaran atau Paham Radikalisme di Kalangan Pelajar melalui Media Online/Media Sosial. Acara yang digelar pada hari Sabtu (16/04) itu terselenggara atas kerjasama Polres Banyumas dengan Rohis SMAN 4 Purwokerto. Alif, yang juga ditugasi sebagai Ketua Pelaksana dalam acara tersebut, mengatakan bahwa seminar dihadiri lebih dari 100 peserta, yang terdiri dari siswa-siswi serta pembina Rohis SMA/SMK/MA di Purwokerto. “Dari enambelas Rohis di beberapa sekolah yang kami undang, ada seratus lebih peserta yang menghadiri seminar ini,” katanya.

Pada seminar tersebut dihadirkan 3 narasumber dari beberapa instansi, yakni AKP Siswoto, SH dari Polres Banyumas; Drs. H. Akhsin Aedi, M.Ag. dari Kemenag Kabupaten Banyumas; dan terakhir seorang akademisi, DR. Mite Setiansah, S.IP., M.Si. dosen Komunikasi di Universitas Jendral Soedirman (Unsoed). Dari tema seminar tersebut, pihak Polres mengatakan bahwasanya pemahaman mengenai radikalisme perlu disampaikan pada para siswa. Selain itu, Siswoto pun menjelaskan materi tentang bahaya kontak fisik atau bertatap muka dengan orang-orang yang membawa paham radikal. Narasumber kedua, dari pihak Kemenag, Akhsin, membawakan makalah yang bertajuk ‘Kebijakan

Kementerian Agama dalam Pencegahan Konflik di Masyarakat dan Pembinaan Rohani Islam bagi Siswa SMA/SMK/MA’. Akhsin Aedi menyatakan, untuk menangkal radikalisme, masyarakat perlu kembali pada marwah Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. “Pada intinya, kita mampu dengan mudah menangkal radikalisme jika kita betul-betul memahami Islam serta menjalankan ibadah dengan baik,” tutur Akhsin.

Foto 1

Mite Setiansah, sebagai pembicara terakhir, memaparkan materi yang berjudul ‘Mewaspadai Media Maya’. Mite menjelas-terangkan bahwa segala informasi yang ada di dunia maya perlu difilter terlebih dulu, karena tidak semuanya merupakan fakta. “Tidak semua yang ada di dunia maya adalah fakta. Di sana (dunia maya, Red) banyak sekali opini yang bahkan adalah berita bohong,” jelas Mite. Ia juga menganalogikan bahwa dunia maya adalah sambal yang terdiri dari berbagai rasa.

“Kalau kata Cak Nun, dunia maya itu ibarat cabai, bawang, tomat, garam, gula, yang kemudian diulek. Ada berbagai rasa di situ,” paparnya. Sementara itu, Kepala SMAN 4 Purwokerto, Drs. Prijatno Edi Purwanto, M.Pd. menekankan bahwa para siswa perlu mewaspadai radikalisme baik itu yang dilakukan secara bertatap muka maupun yang dilakukan lewat dunia maya.“Ajakan radikalisme yang dilakukan secara nyata memang lebih memikat, namun kita juga perlu mewaspadi bahaya radikalisme yang disebarkan lewat dunia maya,” jelas Prijatno.

Seminar yang dilaksanakan di aula SMAN 4 Purwokerto itu berjalan dengan meriah dan penuh antusias dari peserta. Para siswa dalam seminar tersebut aktif bertanya dalam sesi tanya-jawab (diskusi) menjelang akhir acara. Furqon, salah satu siswa SMAN 4 Purwokerto, menuturkan bahwa seminar dengan tema radikalisme tersebut amat menarik. “Saya baru pertama kali mengikuti seminar semacam ini, dan tema yang diangkat memang penting juga menarik,” katanya. [nwn] No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten

Komentar