Baraknews Kab.Pangandaran–Pasca menjadi korban banjir di Jakarta pada tahun 2012, Satu keluarga asal Padaherang kehilangan dokumen penting milik pribadinya dan hingga saat ini tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Warga tersebut bernama Kosdiaman (39), ia tinggal serumah bersama istri dan dua adiknya di rumah sederhana yang berlokasi di Rt 02/03 Dusun sindangherang Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat.
Sebelum peristiwa menimpanya, dia dan keluarga mengaku merantau dan tinggal di daerah cengkareng Jakarta mengadu nasib bekerja sebagai kuli bangunan.
Setelah kehilangan semua dokumen penting akibat tersapu banjir, ia merasa kesulitan tinggal di jakarta karena kerap menjadi target razia Satpol PP hingga ahirnya memutuskan pulang ke kampung halaman di wilayah padaherang.
” Sudah cape saya di kejar-kejaran sama Satpol PP soalnya saya kan tidak punya KTP, jadi saya dan keluarga pulang kampung saja” kata Kosdiaman saat wawancarai oleh media di kediamannya.
Namun setelah sekian lama Kosdiaman dan keluarga tinggal di kampung, ia belum juga memiliki KTP, sementara, dia dan keluarga sangat membutuhkan bahkan menurut pengakuannya sering dikucilkan oleh tetangga di sekitarnya.
“Ada yang bilang kalau saya buronan soalnya saya kan engga punya KTP” ujarnya.
Kosdiaman dan keluarga sudah berupaya meminta tolong dari mulai tingkat Rt/Rw, Desa hingga mendatangi kantor Disdukcapil Kabupaten Pangandaran.
Selain itu dia sudah minta tolong kepada kepala dusun sindangherang dan memberikan uang dari dari hasil menjual cincin emas milik istrinya untuk pembuatan KTP namun tak kunjung berhasil.
“Saya sudah menjual emas punya istri tapi tetep enggak bisa, jadi sekarang saya sudah malas ngurusinya” katanya.
Padahal kata ia, dirinya sudah menyiapkan berkas-berkasnya dari mulai ijazah sampai raport namun tetap tidak berhasil.
Di tempat berbeda, Hendar selaku kepala dusun sindangherang membenarkan adanya salah seorang warganya yang tidak memiliki KTP sejak lama.
“iya benar, ada satu keluarga di tempat saya tidak memiliki KTP Soalnya saya sudah bingung mengurusi kesana-sini tapi tidak jadi juga” ucap Hendar saat di konfirmasi di kediamanya.
Bahkan dirinya mengakui salah seorang warga tersebut memberi sejumlah uang senilai Rp 60 ribu kepadanya, dan ia menilai hal wajar karena untuk keperluan administrasi dan oprasional.
“Dari padaherang ke pangandaran (Disdukcapil) kan jauh sedangkan kendaraan perlu bensin,kan perlu beli materai dan lain-lain juga yang penting saya tidak meminta” katanya.
Kendati demikian Kalaupun tidak memberikan sejumlah uang Hendar akan tetap memperjuangkan warganya yang membutuhkan dirinya. ( Upi)