Oleh : MS.Tjik.NG_
_Bismillahirrahmanirrahim_
_Mampukah revolusi AI mengubah cara pandang kita beragama?. Hingga kapan AI bertengger mengambil peran tokoh Agama, Ulama, Ustadz, Pendeta dan Biksu?_
_Agama lahir sejak ribuan tahun silam dengan berbagai format dan wujud, dia tidak lahir dari rahim “mesin pencari”_
_Umat beragama akan tetap merujuk dan berlindung dibalik ketokohan seorang Ulama, Ustadz, Pendeta dan Biksu sebagai figur yang diyakini membawa kebenaran_
_Seperti Weber, Durkheim, Karl Marx dan Burnett Tylor sebagai tokoh fondasi Sosiologi Agama telah memformat mindset pemahaman Agama berfungsi dalam masyarakat_
_Namun satu hal yang pasti:_
_menurut Denny JA “mereka tidak hidup di era Artificial Intelligence, mereka tidak pernah membayangkan bahwa di masa depan, manusia tidak hanya bertanya kepada Pemuka Agama, tetapi juga kepada AI yang dapat menganalisis ribuan tafsir Agama dalam hitungan detik”_
*_Jejak Digital_*
_Informasi siap saji serba kilat lambat atau cepat era itu akan datang. Sebagai umat beragama sejak kecil kita sudah diberitahu bahwa kelak di Akhirat semua amal baik dan buruk akan diperlihatkan kepada kita secara gamblang dan transparan melalui alat hyper canggih beyon AI yang komplit visualisasi kira-kira sejenis layar film secara tiba-tiba muncul dihadapan kita berisi informasi akurat tak terbantahkan, detail tentang semua aktivitas kita selama hidup dunia. Dengan cara itu Tuhan menunjukkan kepada hambanya kelak ketika pengadilan digelar Tuhan , mustahil kita menghindar dan membantah_
_Jika sekarang saja di dunia ini kita susah dan sulit untuk menghapus secara permanen data record atau jejak rekam digital kita. Apatah lagi di Akhirat_.
_Artificial Inteligence masuk dalam kategori Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), artinya Agama dan tokoh-tokoh Agama tidak Anti dan mempermasahkan serta mengkhatirkan kehilangan peran dari keberadaan AI_
_Seperti kata Albert Einsteins “Agama tanpa Ilmu lumpuh, dan Ilmu tanpa Agama buta” Eintein percaya bahwa agama dan Ilmu pengetahuan harus berjalan berdampingan. Ilmu pengetahuan dapat membantu kita memahami dunia dan alam semesta, namun dengan agama dapat memberikan kita makna dan tujuan hidup. Sebaliknya agama tanpa Ilmu pengetahuan dapat menjadi kaku dan tidak relevan, sedangkan Ilmu pengetahuan tanpa Agama dapat menjadi kosong dan tidak bermakna_.
*_Revolusi AI_*
_Artificial Intelligence dapat mempenvaruhi cara pandang manusia beragama dalam beberapa aspek, namun tidak secara langsung mengubah inti ajaran agama itu sendiri:_
*_Penggunaan Teknologi_* _dalam Ritual dan Ibadah, AI dapat membantu menkngkatkan efisiensi dan efektivitas ritual dan Ibadah seperti penggunaan “Chatbot” untuk menjawab pertanyaan tentang Agama atau penggunaan virtual reality untuk mengalami kesan mendalam pengalaman spiritual_
_*Pengembangan Teologi AI*: Revolusi AI dapat memicu perkembangan teologi AI yaitu study tentang hubungan antara agama dan teknklogi AI_
_*AI dapat memicu* pertanyaan tentang eksistensi dan tujuan manusia, yang dapat mempengaruhi cara pandang manusia beragama_
*_Kemungkinan munculnya Agama baru:_* _Revolusi AI dapat memicu munculnya agama baru yang berfokus pada teknologi dan Artificial Intelligence_.
_*Revolusi AI* tidak dapat mengubah inti ajaran agama itu sendiri, karena agama memiliki prinsip-prinsip yang tidak dapat diubah oleh teknologi_
*_Kebutuhan Spiritual Manusia_* _Revolusi AI tidak dapat menghilangkan kebutuhan spiritual manusia, karena manhsia memiliki kebutuhan untuk mencari makna dan tujuan hidup yang lebih dalam_.
_*Momentum* dalam konteks perkembangan teknologi AI dan dampaknya terhadap Agama dan masyarakat_
_*Pertemuan antara teknologi dan agama*_ _Era AI membawa perubahan besar dalam cara kita hidup, bekerja dan berinteraksi. Agama sebagai bagian penting dari kehidupan manusia. Juga terpengaruh oleh perkembangan teknologi AI_.
_*Momentum baru bagi agama:*_ _Dengan kemajuan AI, Agama dapat menemukan momentum baru untuk memperluas jangkauan, meningkatkan pengaruh dan memperbarui diri dalam menghadapi tantangan modern_.
_*Pertanyaan tentang etika dan moral* Era AI juga memunculkan pertanyaan tentang etika dan moral, seperti bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupan manusia atau bagaimana AI dapat mempengaruhi nilai-nilai agama. Lalu berujung semakin tunduknya umat beragama (taat) kepada amar ma’ruf nahi munkar dengan kata lain menggiring kita menjadi orang-orang yang bertaqwa_.
(Ari)