Lapas kota banjar–Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) bukanlah akhir dari segala kehidupan, dan bukan tempat akhir bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Lewat program pembinaan kepribadian berupa kebaktian Agama Kristen di Gereja Immanuel Lapas Kelas IIB Banjar, yang bekerjasama dengan Gereja Adven Masehi hari ke-7 Kota Banjar, Senin (18/03).
Pembinaan kepribadian adalah proses pembinaan warga binaan lapas dengan cara kegiatan siraman rohani yang berkaitan langsung dengan keagamaan dan spiritual warga binaan. Pembinaan Kepribadian ini mengarah kepada Ibadah keagamaan berdasarkan kepercayaan warga binaan masing-masing agar warga binaan bisa sadar akan kesalahan dan tindakan yang pernah mereka lakukan dimasa lalu.
Dengan adanya program pembinaan rohani ini diharapkan ada perubahan mindset bagi WBP Lapas Banjar menjadi pribadi yang taat beribadah. Pembinaan Rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa termasuk dalam kategori pembinaan kepribadian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan.
Kepala Lapas Banjar, Amico Balalembang mengatakan bahwa kegiatan pembinaan kerohanian merupakan salah satu program pembinaan yang rutin dilaksanakan di Lapas Banjar,” ungkapnya.
Lanjut Amico, Hal ini semuanya bertujuan untuk pemenuhan hak Warga Binaan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama mereka masing-masing.
“Kegiatan pembinaan kerohanian ini diharapkan dapat membantu Warga Binaan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memberikan pembinaan mental dan spiritual kepada mereka,”sambung Amico.
Warga binaan yang memperoleh bekal pembinaan rohani memiliki kegiatan sehari-hari yang dapat mengubah pola kegiatan mereka kearah yang lebih positif.
Pembinaan keagamaan ini menjadi dasar perkembangan kepribadian warga binaan untuk menjalani masa pidananya sehingga dapat memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan kerjasama dengan pihak luar seperti Kementerian Agama dan gereja-gereja di Kota Banjar dalam kegiatan pembinaan rohani di Lapas Banjar menjadi kontribusi yang baik dalam pembinaan rohani,” pungkasnya
