Baraknews banjar- Sakit yang menimpa seorang anak merupakan ujian berat bagi setiap orang tua. Tuti Hendrawati (28), seorang ibu yang penuh kasih, merasakannya dengan sangat mendalam saat anaknya didiagnosa menderita epilepsi. Namun, di balik cerita kesedihan dan perjuangan Tuti, terdapat cahaya harapan yang muncul berkat Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang digalakkan BPJS Kesehatan.
Tuti Hendrawati lahir dan besar dalam keluarga yang sederhana. Ia tumbuh dengan harapan memiliki anak yang sehat dan bahagia. Namun, takdir berkata lain. Saat anaknya berusia empat bulan, ia mulai mengalami kejang-kejang yang sangat mengkhawatirkan. Ia pun segera membawa buah hatinya ke puskesmas. Namun, setelah pemeriksaan mendalam, anak Tuti dirujuk ke rumah sakit.
“Enggak ada orang tua yang menginginkan anaknya sakit. Enggak ada pula orang tua yang tak cemas saat anaknya sakit. Masih ingat sekali, waktu itu saya lahiran di bidan. Setelah empat bulan lahir, anak saya sakit. Ia kejang-kejang. Dengan cemas, saya buru-buru bawa anak saya ke puskesmas, kemudian dirujuk ke rumah sakit,” kenang Tuti.
Setelah serangkaian pemeriksaan yang teliti, anak Tuti didiagnosa menderita epilepsi. Epilepsi merupakan penyakit serius yang memerlukan perawatan dan pengobatan yang berkelanjutan. Saat itu dokter menjelaskan, anak Tuti harus menjalani pengobatan minimal selama dua tahun.
“Syok banget saat tahu anak saya menderita epilepsi, saya sangat khawatir dengan masa depan anak saya. Di saat yang sama saya juga memikirkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan jangka panjang ini. Syukur, saat itu ada JKN,” ungkap Tuti.
Tuti pun merasa sangat bersyukur karena Program JKN telah memberikan bantuan besar bagi keluarganya. Ia menceritakan bahwa tanpa bantuan tersebut, biaya perawatan dan obat-obatan akan menjadi beban finansial yang sangat berat bagi keluarganya.
“Terbantu sekali adanya Program JKN ini. Alhamdulillah anggota keluarga saya sudah terdaftar. Kalau tidak, saya tidak tahu lagi harus bagaimana, sedangkan biaya yang diperlukan tentu tidak sedikit,” ucap Tuti.
Setelah menjalani pengobatan selama dua tahun, anak Tuti pun dinyatakan sembuh.Selama proses pengobatan itu, Tuti dan anaknya tidak pernah dikenakan biaya tambahan apa pun di fasilitas kesehatan. Dokter dan perawat yang merawat mereka selalu memberikan perhatian dan pelayanan yang sangat baik, tanpa memandang status sosial atau finansial pasien. Ini adalah salah satu aspek penting dari Program JKN, yaitu memberikan pelayanan kesehatan berkualitas yang setara kepada semua peserta tanpa diskriminasi.
Tuti merasa sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Program JKN dan fasilitas kesehatan yang merawat anaknya. Ia juga berharap agar Program JKN terus berlanjut dan semakin meningkatkan kualitas pelayanannya. Sebagai orang tua, Tuti Hendrawati telah melewati berbagai rintangan dan ujian yang sulit. Namun, dengan dukungan dari Program JKN, ia dapat memberikan yang terbaik untuk anaknya, dan itu adalah berita yang menggembirakan bagi kita semua. Ia pun berharap, program ini bisa terus berkelanjutan.
“Saya bersyukur sekali sudah menjadi peserta JKN, melihat anak saya sembuh setelah dua tahun berjuang melawan epilepsi dan merasakan manfaatnya sendiri, saya sangat berharap program JKN ini terus ada. Apalagi kita tak pernah tahu kapan akan sakit, dan tak pernah tahu akan seserius apa kita sakit. Program JKN ini jadi jaminan agar hidup kita bisa lebih tenang saat tiba-tiba mengalami masalah kesehatan,” tutup Tuti