Baraknews Banjar- Di usianya yang sudah memasuki setengah abad lebih, Udin (68), masih harus berjuang melawan penyakit diabetes yang telah memengaruhi kehidupannya sejak bertahun-tahun lalu. Belum lama ini misalnya, ia baru saja menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit yang ada di Kota Banjar.
Saat ditemui, Udin bercerita bahwa diabetes adalah penyakit yang telah lama ia derita, bahkan sejak usianya masih tergolong produktif. Seiring berjalannya waktu, penyakit yang telah menghinggapinya itu menuntut perawatan yang lebih rutin dan intensif.
Udin mengaku bersyukur karena saat ini dia dan keluarganya telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan kepesertaan JKN yang aktif, dia menjadi lebih tenang dalam menjalani pengobatan. Seperti yang sudah-sudah, ia tak perlu khawatir lagi tentang beban finansial yang bisa muncul akibat pengobatan penyakit diabetesnya.
“Siapa pun pasti ingin sehat, tidak ada yang ingin sakit karena itu tidak enak. Makanya, meski saya sudah tua, saya tetap ingin menjalani pengobatan dengan sebaik-baiknya. Saya ingin hidup dengan tenang tanpa merasakan sakit apa-apa. Beruntung BPJS Kesehatan menghadirkan Program JKN,” cerita Udin.
Sejak awal munculnya gejala-gejala diabetes, Udin harus menjalani pengobatan yang rutin. Pemeriksaan kesehatan, obat-obatan, hingga prosedur medis menjadi bagian tak terpisahkan dalam upaya meminimalisir dampak buruk penyakit tersebut. Namun, biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan diabetes sering kali terasa sangat besar. Terlebih lagi bagi seseorang yang telah memasuki masa pensiun sepertinya, hal ini bisa menjadi beban yang sangat berat.
“Setelah didiagnosa mengidap penyakit diabetes, saya pun harus rutin melakukan pemeriksaan di faskes, baik itu di puskesmas tempat saya terdaftar maupun di rumah sakit,” Jelas Udin.
Lebih lanjut, Udin mengungkapkan ketakutan terbesarnya ketika akan menjalani pengobatan di faskes adalah biaya pelayanan kesehatan yang mahal, mengingat kondisi ekonominya yang serba terbatas, apalagi jika harus rawat inap.
“Keberadaan Program JKN ini memberikan harapan dan semangat bagi saya untuk tetap tegar dalam menjalani proses pengobatan dan pemulihan penyakit diabetesnya. Rasanya senang dan alhamdulillah selama ini periksa gratis, perawatan pun gratis,” tegas Udin.
Manfaat Program JKN bukan hanya terbatas pada pembiayaan perawatan medis saja, Udin juga telah merasakan pelayanan medis yang berkualitas. Tim medis yang merawatnya sangat berkompeten dan selalu memberikan pelayanan terbaik. Sebagai seorang peserta JKN, Udin juga mendapatkan layanan pemeriksaan rutin dan kontrol yang sangat diperlukan dalam mengelola penyakit diabetesnya. Pemeriksaan berkala ini memungkinkan tim medis untuk memantau perkembangan penyakit dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi perubahan.
“Saya merasa dihargai dan didukung sepenuhnya selama perjalanan pengobatan saya. Tidak ada perbedaan perlakuan antara peserta JKN dan pasien umum. Semua mendapatkan perawatan yang sama, dan saya sangat bersyukur atas hal ini,” ucap Udin.
Ia juga menyampaikan betapa pentingnya Program JKN bagi masyarakat yang memiliki kondisi kesehatan seperti dirinya.
“Sekarang penyakit macam-macam, kasihan kalau sakit tidak punya JKN. Harusnya masyarakat itu punya JKN, kalau sakit sewaktu-waktu bisa langsung ditangani. Kalau tidak terdaftar sebagai peserta JKN, rasanya pasti sulit ke sana ke mari mencari untuk biaya berobat,” tambah Udin.
Menurut Udin, penyakit tidak pernah memandang usia atau status ekonomi. Dengan menjadi peserta JKN aktif, kita bisa memiliki perlindungan finansial yang penting saat sewaktu-waktu kita menghadapi masalah kesehatan.
Udin pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan karena telah memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan membantu masyarakat, terutama yang tidak mampu.
“Terima kasih BPJS Kesehatan sudah selalu membantu meringankan pengobatan diabetes saya, bahkan hingga nol rupiah. Semoga Program JKN bisa terus ada untuk membantu banyak orang dalam menghadapi berbagai penyakit,” tutup Udin