Baraknews banjar- Sarmin harus menghadapi momen yang penuh cemas saat anaknya, Erin Rismawanti (10), mengalami patah tulang di paha dalam sebuah kecelakaan. Insiden ini membuat ia dan istrinya terpukul. Bagaimana tidak, anak yang disayanginya itu harus terbaring di meja operasi untuk kali pertama dalam hidupnya.
“Kejadiannya sebulan yang lalu, anak saya mengalami kecelakaan yang membuat tulang pahanya patah. Saat itu, saya dan istri yang sangat cemas tak berpikir banyak, dan langsung membawa anak saya ke rumah sakit,” cerita Sarmin, saat tengah mengantar anaknya melakukan kontrol di RSUD Kota Banjar (11/10).
Sarmin mengungkapkan, ia tak pernah menyangka anaknya akan terlibat dalam sebuah kecelakaan yang cukup fatal, kejadiannya berjalan begitu cepat. Dengan berbekal kepesertaan anaknya di Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang digalakkan BPJS Kesehatan, Sarmin menguatkan dan memantapkan hati untuk langsung membawa Erin ke rumah sakit.
“Saya waktu itu bener-bener tidak memikirkan apa-apa, uang gak punya. Pokoknya, soal biaya, nanti dipikirkan kemudian. Yang penting, anak saya segera mendapatkan tindakan yang tepat. Saat itu saya takut terjadi sesuatu yang bisa lebih berbahaya jika tak segera ditangani. Saya tak ingin menyesal karena hal itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sarmin bercerita, selama di perjalanan menuju rumah sakit, ia terus berdoa. Meski sebetulnya, hatinya rapuh dan tak kuasa melihat penderitaan anaknya, Sarmin berusaha tetap tegar sambil menenangkan Erin, yang saat itu tengah kesakitan dengan paha yang mulai membengkak.
Sesampainya di rumah sakit, Erin langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Setelah melakukan berbagai prosedur pemeriksaan, Erin ternyata harus terbaring di meja operasi untuk pemasangan pen. Operasi ini menjadi langkah penting dalam pemulihan Erin.
“Berkat Program JKN dan penanganan yang cepat saat itu, alhamdulillah anak saya sudah berangsur pulih, sudah ada perkembangan. Sekarang memang belum bisa jalan dan belum bisa naik kursi roda karena kakinya harus lurus, tapi perkembangannya semakin baik. Selama sebulan ini, anak saya hanya diam di rumah. Paling geser, ngesot aja,” terang Sarmin.
Satu hal yang membuat Sarmin merasa lega adalah bahwa selama proses pemulihan Erin, ia dan keluarga tidak pernah merasa tertekan oleh beban biaya perawatan medis. Semua biaya perawatan, termasuk operasi dan kontrol rutin, ditanggung sepenuhnya oleh Program JKN.
Keluarga Sarmin merupakan peserta JKN segmen Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Istri Sarmin juga pernah menjalani operasi batu empedu dengan memanfaatkan Program JKN sehingga tak mengeluarkan uang, padahal biaya yang harus dikeluarkannya sangatlah besar, di luar kemampuan keuangan keluarganya.
“Saya pake BPJS Kesehatan yang dari pemerintah. Alhamdulillah sangat terbantu sekali. Saya juga berterima kasih karena sebelum ini, istri saya sakit empedu. Dia juga harus dioperasi, tapi gratis berkat JKN. Alhamdulillah sampai sekarang sembuh gak ngeluarin uang. Manfaat program ini nyata adanya. Awalnya saya bingung banget gimana caranya bayar pengobatan karena gak ada biaya, gak punya apa-apa juga,” terang Sarmin.
Pada akhir perbincangan dengan Sarmin, dia menyampaikan harapannya agar Program JKN terus menjadi program unggulan yang terus ada dan berkembang di masa mendatang. Sarmin merasa bahwa manfaat program ini sangat besar bagi penduduk Indonesia secara keseluruhan.
“Tentu, saya sangat berharap, Program JKN terus ada, dan menjadi hal yang penting dalam penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi seluruh masyarakat yang membutuhkannya. Saya, yang berasal dari keluarga dengan finansial yang belum mapan, sangat terbantu sekali dengan adanya program ini,” tutup Sarmin