Baraknews.com – Suatu penyakit tidak akan melihat usia tua dan mudanya setiap manusia. Demikian halnya penyakit gagal ginjal kronis yang dapat menyerang manusia yang masih bersusia muda. Penyakit gagal ginjal kronis ini disebabkan karena adanya kerusakan ginjal baik struktur dan atas fungsinya. Kehadiran Program JKN bagi masyarakat Indonesia ini sangat membantu para penderita gagal ginjal. Apalagi gagal ginjal kronis ini merupakan salah satu penyakit kronis yang akan menelan pembiayaan jaminan kesehatan yang sangat besar.
Seorang peserta JKN asal Banjarsari, Musaropah terbilang sudah lama menjadi pengidap penyakit gagal ginjal kronis. Menurut dokter yang memeriksanya, hasil tes laboratorium menunjukkan fungsi ginjal Musaropah tak lagi berfungsi optimal. Akibatnya, ginjal itu sendiri tidak dapat menyaring kotoran dan kelebihan darah, sehingga kotoran tersebut akan menempuk. Dokter pun menyarankan supaya Musaropah segera menjalani proses penyaringan darah melalui cuci darah atau hemodialisis secara rutin.
“Setelah saya diberi tahu bahwa saya mengidap penyakit gagal ginjal kronis, jujur yang pertama saya rasakan adalah khawatir. Ya khawatir karena harus cuci darah dua kali seminggu, khawatir prosesnya sakit atau tidak, sampai khawatir tidak bisa bayar tagihannya nanti. Namun, alhamdulillah dengan bantuan Program JKN saya dapat menjalani rutin cuci darah dua kali dalam seminggu. Tidak hanya untuk biaya cuci darah saja, Program JKN juga membantu saya menjamin biaya seluruh proses pengobatan rawat inap dan rawat jalan, termasuk biaya saya kontrol setiap minggunya,” ungkap Musaropah, Selasa (02/04).
Sebelum melakukan cuci darah rutin dua kali seminggu, Musaropah selalu merasa lemas dan bahkan hingga beberapa kali pingsan. Namun kondisinya kini jauh lebih membaik setelah menjalankan saran dari dokter untuk melakukan cuci darah. Proses cuci darah yang dilakukan oleh Musaropah ini adalah dengan prosedur perawatan untuk menyaring limbah dan air dari darah. Proses ini sama halnya seperti fungsi ginjal dalam tubuh. Prosedur cuci darah yang dilakukan oleh Musaropah ini bisa juga disebut sebagai pengganti fungsi ginjal sementara yang telah rusak.
“Saya pun sudah sangat pasrah saat itu, namun alhamdulillah saya bertemu dengan dokter yang informatif dan profesional. Dokternya juga dengan sabar menjelaskan sehingga saya bisa cepat menerima saran untuk menjalani kontrol pengobatan berupa cuci darah rutin. Setiap dua kali seminggu saya rutin cuci darah, pelayanan di rumah sakit selalu memuaskan. Saya ingin kondisi saya membaik. Di satu sisi pun saya sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan, karena tanpa ada BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan Program JKN ini, saya tidak tahu bagaimanan nasib dan kondisi saya saat ini,“ tambah Musaropah.
Musaropah menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada pemerintah yang juga memperhatikan kenyamanan pasien penderita penyakit seperti gagal ginjal kronis. Pelayanan fasilitas kesehatan dinilainya semakin baik dari waktu ke waktu. Ia juga merasa BPJS Kesehatan sudah banyak membantu pembiayaan proses pengobatan serta terapi rutin yang dilakukannya. Musaropah pun menaruh harapan untuk Program JKN.
“Semoga ke depannya Program JKN dapat berkembang lebih luas lagi dan lebih banyak lagi untuk bekerja sama dengan rumah sakit lainnya. Terlebih, adanya pengobatan dan terapi pasien hemodalisis yang rutin secara berkala dilakukan. Namun Program JKN tetap memperhatikan penyakit yang membutuhkan biaya besar ini. Tidak hanyak gagal ginjal, penyakit kronis lain yang dapat ditanggung oleh Program JKN seperti penyakit jantung, kanker, stroke, siroris hati, thalassemia, leukimia dan sebagainya,” ujar Musaropah. (BS/sh)