Baraknews Banjar – Asam lambung bukanlah penyakit sepele, bagi kebanyakan pasien kondisi ini bisa memberikan kondisi yang tidak nyaman. Hal itu pulalah yang dirasakan oleh Endang, seorang pria berusia 56 tahun asal Banjar, Jawa Barat.
Sering kali kambuh,Endang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, dan mengakui bahwa penyakit ini membuatnya dirinya tidak nyaman saat beraktivitas. Namun, di tengah-tengah perjuangannya, Endang menemukan dukungan luar biasa, bukan hanya dari keluarga melainkan juga dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Belum lama ini Endang kembali harus dilarikan ke rumah sakit dan menjalani pengobatan intensif. Yayah (53), istri Endang, yang dengan setia menemani suaminya selama rawat di salah satu rumah sakit di Banjar, bercerita tentang awal mula gejala yang dialami Endang.
“Suami saya ini termasuk pekerja kasar, sering kali terlambat makan, sehingga ia sering mual-mual, pusing tidak karuan. Saat diperiksa, kata dokter, suami saya sakit lambung. Tidak hanya sekali, dalam setahun, suami saya ini bisa dirawat sampai tiga kali di rumah sakit,” cerita Yayah.
Endang, yang merupakan peserta JKN segmen Non Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI), secara rutin membayar iuran mandiri. Meskipun menghadapi penyakit yang tidak mengenal waktu, Endang dan Yayah tidak pernah merasa kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan.
“Sering kali suami saya kambuh dan harus masuk rumah sakit. Tapi kami bersyukur karena selama berulang kali ke rumah sakit, kami selalu menggunakan BPJS Kesehatan. Tidak ada keluhan sama sekali. Prosesnya cepat dan para perawatnya sigap dalam menangani, dan semua biaya pengobatan dijamin oleh Program JKN,” ujar Yayah.
Dalam kesehariannya, Endang kerap merasakan sakit yang teramat pedih. Lambung terasa sakit seperti diiris, mual, dada kanan sakit, pusing, dan sedikit lemas, keluh Endang. Namun, berkat JKN dirinya merasa mendapat dukungan yang luar biasa. Ia tidak hanya mendapatkan pengobatan rutin, tetapi juga perawatan intensif di rumah sakit secara layak.
“Awalnya kami takut, terutama saya karena melihat keadaan suami yang sakit begitu, rasanya tidak tega. Namun, berkat BPJS Kesehatan kami merasa lebih tenang. Semua pelayanan baik, perawatnya ramah-ramah,” cerita Yayah.
Menurut Yayah pentingnya Program JKN dalam hidup mereka semakin terasa. Dirinya tidak bisa membayangkan kalau tanpa BPJS Kesehatan, mungkin biaya pengobatan suaminya bisa mencapai berjuta-juta rupiah karena sering mendapatkan pelayanan di rumah sakit.
Sekarang, kondisi Endang perlahan sudah mulai membaik berkat pengobatan yang diterimanya. Berkat Program JKN, memberikan harapan baru bagi keluarga mereka, dan Yayah berharap bahwa ke depannya program ini bisa terus membantu lebih banyak orang yang membutuhkan akses layanan kesehatan.
“Keluarga saya sudah merasakan langsung manfaat dari program ini, saya juga akan terus memastikan kepesertaan JKN keluarga kami aktif dengan membayar iuran rutin setiap bulannya dan tepat waktu. Kapan akan sakit tidak ada yang tahu, minimal keluarga kami tenang karena sudah memiliki jaminan kesehatan. Semoga ke depannya banyak orang yang dapat merasakan manfaat dari Program JKN ini,” tegas Yayah.
Menurut Yayah, Program JKN bukan sekadar kartu atau keanggotaan, tetapi sebuah keberlanjutan hidup yang memberikan perlindungan dan dukungan finansial bagi setiap peserta, khususnya di saat-saat sulit. Dengan bermodalkan kartu kepesertaan yang aktif atau KTP peserta dapat langsung berobat dengan pelayanan yang mumpuni. Patut disyukuri pemerintah telah menyediakan Program JKN.