Kayla Jalani Terapi Wicara dengan Dukungan Program JKN

Baraknews Banjar– Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kembali membuktikan perannya yang tak tergantikan dalam menyokong kesehatan masyarakat. Cerita Resta Nurjali (28), warga Kota Banjar, dan perjuangannya bersama anaknya, Kayla (3), yang mengalami keterlambatan berbicara, menjadi satu contoh nyata bagaimana BPJS Kesehatan dapat menjadi solusi terbaik dan terjangkau bagi keluarga di Indonesia.

Sejak 5 bulan lalu, Kayla menjalani terapi wicara secara rutin, empat kali dalam sebulan, tanpa ada beban biaya yang harus ditanggung Resta. Keberhasilan terapi tersebut menunjukkan bahwa Program JKN benar-benar mampu memberikan dampak positif dalam perkembangan anak-anak yang memerlukan perhatian khusus.

Resta sudah menjadi peserta JKN sejak lama dan ia telah merasakan banyak manfaat nyata. Oleh karena itu, saat Kayla lahir, ia tidak sedikit pun ragu untuk langsung mendaftarkan anaknya sebagai peserta JKN.

Ditemui saat menemani anaknya terapi wicara di salah satu rumah sakit yang berada di Kota Banjar, Resta menceritakan bagaimana Program JKN memberikan dukungan tanpa kendala biaya, meskipun sebagai Peserta Bukan Penerima Bantuan (Non-PBI) yang iurannya dibayar mandiri.

“Menjadi peserta JKN adalah salah satu keputusan paling tepat yang pernah saya ambil. Saya merasakan manfaatnya langsung. Membayar iuran secara teratur, yang nilainya jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya perawatan Kayla” ungkapnya dengan tulus.

Speech delay atau keterlambatan berbicara pada anak menjadi salah satu pelayanan medis yang dijamin oleh Program JKN. Dengan persyaratan yang cukup mudah, hanya dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), anak dengan speech delay dapat dilayani di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Resta, yang awalnya ragu-ragu terhadap kemungkinan BPJS Kesehatan menanggung biaya terapi wicara anaknya, mengungkapkan kekagumannya,

“Saat itu saya khawatir sekali, bertanya-tanya, kenapa anak saya belum bisa berbicara dengan lancar di usianya yang sekarang. Awalnya, saya juga pesimis dan tidak pernah menduga bahwa BPJS Kesehatan memberikan dukungan finansial untuk terapi perkembangan anak, seperti terapi wicara, sensori integrasi, dan okupasi terapi. Semua biaya terapi wicara anak saya benar-benar bisa di-cover oleh BPJS Kesehatan.” ungkap Resta.

Biaya penanganan tumbuh kembang anak memang tidak murah. Resta menjelaskan bahwa satu sesi terapi di rumah sakit bisa mencapai Rp150.000-500.000. Dengan Kayla menjalani terapi sebanyak 4 kali dalam sebulan.

“Proses perjalanan perawatan anak saya kemungkinan besarnya akan panjang. Saya akan terus menjalani ini hingga Kayla bisa berbicara dengan optimal, lancar, dan tanpa ada kendala lain. Saya sangat berharap Program JKN akan terus memberikan dukungan kepada saya dan keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau,” tutur Resta.

Dalam perjalanannya menuju satu dekade, Program JKN terus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia. Kasus seperti speech delay, yang merupakan tantangan serius dalam perkembangan anak, mendapatkan perhatian serius dari program ini. Dengan biaya iuran yang terjangkau, bahkan bisa sepenuhnya gratis, dan prosedur yang sederhana, Program JKN menjawab kebutuhan kesehatan anak-anak Indonesia.

Mengingat hal tersebut, Resta berharap para orang tua di Indonesia juga bisa memanfaatkan Program JKN dengan optimal. Tentu, salah satunya untuk mendukung tumbuh kembang anak mereka, yang mengalami gangguan kesehatan atau membutuhkan perhatian khusus.

“Saya sangat berterima kasih sekali kepada BPJS Kesehatan. Tanpa BPJS Kesehatan, mungkin anak saya belum tentu bisa menjalani terapi wicara dengan rutin dan lancar, tanpa biaya. Saya harap orang tua yang lain juga bisa peka akan tumbuh kembang anak mereka. Jika ada masalah, bisa memanfaatkan Program JKN secara optimal,” tutup Resta. No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten