Berita Jakarta –Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago tengah menginisiasi penguatan eksistensi kopi Indonesia di Negeri Paman Sam melalui pendekatan dialog
dengan stakeholders kopi di Chicago, Amerika Serikat (AS). Pendekatan dialog diharap dapat
membangun komunikasi dua arah antara produsen/eksportir Indonesia dan buyers di AS, sehingga
dapat ditemukan kecocokan antara varietas kopi yang ditawarkan Indonesia dan kebutuhan pasar
kopi di AS.
“Dengan adanya dialog antara produsen/eksportir Indonesia dan buyers AS, hubungan di antara
kedua pihak diharapkan dapat terbangun sehingga kopi Indonesia dapat lebih dikenal. Strategi ini
juga diharapkan dapat mendorong kinerja ekspor kopi Indonesia ke AS,” ungkap Kepala ITPC
Chicago Iska Huberta Sinurat.
Iska menambahkan, pendekatan ke pasar kopi AS melalui dialog dapat berdampak positif untuk
jangka panjang. Kemitraan yang dibangun bersama para pemangku kepentingan seperti roasters,
pemilik kafe, hingga pelaku kopi akan saling mendukung dalam membangun bisnis masing-masing.
Hubungan kemitraan tersebut juga dapat membantu menyikapi krisis harga dan isu
keberlangsungan kopi.
‘Indonesia Coffee Diaspora’
Sebagai langkah awal membangun dialog, ITPC Chicago meluncurkan proyek percontohan yang
diberi nama ‘Indonesia Coffee Diaspora’ pada 15 Juli 2021 di Chicago. Berbagai kegiatan yang
digelar yaitu pameran mini, seminar, sesi cupping kopi, dan penjajakan bisnis (business matching).
Acara dihadiri 27 peserta dari roastery, kafe, dan perusahaan AS yang bergerak di sektor kopi.
Sejumlah sampel kopi yang ditampilkan antara lain indikasi geografis Gayo, Mandailing, Jawa
Prenger, Jawa Ijen (Ijen Raung), Bali Kintamani, Flores Bajawa, dan Toraja yang berasal dari
koperasi dan pemasok perorangan. Sampel kopi yang lolos adalah kopi dengan skor di atas 80,
sesuai standar kopi specialty dari asosiasi kopi specialty (Specialty Coffee Association/SCA), serta
tidak memiliki cacat minor maupun mayor.
Sebagian besar peserta lokal belum pernah ke Indonesia. Para peserta berbagi cerita tentang
varietas kopi yang disukai pasar AS, kemudian ITPC Chicago berbagi cerita tentang varietas kopi
asal Indonesia yang dapat menarik perhatian konsumen AS lalu membuka sesi
Sejumlah nama yang memberi evaluasi saat cupping antara lain Al Liu dan Joe Pichetti dari
Colectivo, Christoper dari Café Dangdut New York, Avery Davis dan Mackenzie dari Roastery &
Café Umbria, Didier Thierry dari Kapej Café, Hendra Handoyo dari Harvest Internasional, dan Colin
Frew dari Metric Coffee.
Iska menjelaskan, sesi cupping ini telah memberikan pengalaman tersendiri bagi para peserta.
“Sesi cupping ini telah mengubah pandangan beberapa roaster lokal. Sebelumnya, mereka
memiliki preferensi yang cenderung familier dengan jenis kopi full washed-dry hulling seperti dari
Kosta Rika. Namun usai cupping, para peserta mendapat sensasi khas kopi Indonesia. Dari situ,
para peserta berbagi pengetahuan tentang jenis kopi yang diminati pasar Chicago dan berdiskusi
dengan para narasumber untuk menggali lebih dalam tentang sampel kopi yang tersaji,” jelas Iska.
Selain itu, lanjut Iska, dari sesi cupping terlihat bahwa kopi Gayo ternyata belum banyak mendapat
perhatian dibandingkan dengan Sumatera Mandailing. Padahal AS merupakan barometer pasar
untuk kopi Indonesia dan merupakan tujuan terbesar ekspor kopi Gayo. “Untuk itu, perlu strategi
baru untuk memperkenalkan kopi gayo dan jenis kopi lainnya ke masyarakat AS,” terang Iska.
Sesuai dengan namanya, acara kopi tersebut melibatkan diaspora Indonesia untuk memperkuat
dialog dengan pelaku pasar di Chicago. Iska melihat ‘Indonesia Coffee Diaspora’ dapat menjadi
katalis untuk mempromosikan kopi Indonesia dengan mengamankan pasar yang ada (captive
market) dan memperkuat pasar melalui penetrasi diaspora. “Dialog dalam wadah ‘Indonesia
Coffee Diaspora’ berpotensi meningkatkan daya saing melalui kemitraan sinergis dengan pelaku
lokal dan diaspora Indonesia dengan kerja sama saling menguntungkan,” kata Iska.
Iska optimistis kegiatan dialog seperti ini akan menjadi strategi yang cair dan dinamis dalam
membangun minat konsumen kopi Chicago terhadap kopi-kopi Indonesia secara jangka panjang.
Upaya ini juga dapat menarik minat pembeli-pembeli potensial kopi Indonesia. Pembeli-pembeli
potensial yang dimaksud Iska antara lain importir untuk komersial dalam jumlah besar (full
container load/FCL); pelaku usaha bersertifikasi komersial dan specialty untuk kebutuhan less/full
container load (L/FCL); kafe dan roastery berkebutuhan lebih kecil (micro lot) namun dengan harga
yang lebih baik; pedagang untuk distribusi; serta masyarakat AS yang tertarik dengan bisnis kopi
dan hal terkait daerah asal kopi.