Maknai Hari Puputan Margarana, Sekda Dewa Indra Ajak Masyarakat Teladani Semangat I Gusti Ngurah Rai

Berita Daerah6 Dilihat

TABANAN* – Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meneladani semangat I Gusti Ngurah Rai. Ajakan itu disampaikannya dalam wawancara dengan awak media di sela-sela kegiatan tabur bunga dalam rangka memperingati Hari Puputan Margarana (HPM) ke-78 Tahun 2024 di Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana, Tabanan, Rabu (20/11/2024).

Lebih lanjut, Sekda Dewa Indra menjelaskan bahwa semangat I Gusti Ngurah Rai terlihat jelas dalam suratnya kepada pimpinan tentara Belanda, khususnya pada kalimat “kami bukan kompromis”. Ia menilai kalimat tersebut memiliki makna mendalam, menunjukkan bahwa untuk hal-hal yang mendasar, seperti kemerdekaan dan harga diri bangsa, tak ada kompromi. “Apapun akan beliau lakukan, termasuk bertempur habis-habisan,” jelasnya. Ia menambahkan, dalam konteks saat ini, prinsip tersebut identik dengan integritas, yaitu keteguhan pada hal-hal prinsip yang menyangkut kepentingan negara dan masyarakat.

Pj. Gubernur Bali, dalam amanat yang dibacakan oleh Sekda Dewa Indra, mengajak masyarakat menjadikan momentum peringatan HPM ini untuk memupuk solidaritas sosial demi kesejahteraan bersama. Selain itu, peringatan ini juga menjadi landasan dalam mewujudkan Bali yang berkualitas dan bermartabat. Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi seluruh komponen masyarakat dalam menyukseskan Pilkada Serentak 2024 yang akan digelar pada 27 November mendatang.

Peringatan HPM ke-78 diawali dengan apel, dengan Sekda Dewa Indra bertindak sebagai inspektur upacara. Acara diwarnai dengan penyerahan panji perjuangan dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai dari Pasukan Ciung Wanara kepada Resimen Yudha Putra Provinsi Bali. Selain itu, surat sakti tersebut dibacakan oleh salah satu anggota Resimen Yudha Putra. Kegiatan juga diisi dengan penyerahan buku I Gusti Ngurah Rai oleh Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Yudana, kepada Sekda Dewa Indra, serta pemberian hadiah bagi pemenang lomba Napak Tilas Perjuangan. Prosesi diakhiri dengan peletakan karangan bunga di monumen utama dan tabur bunga. No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten