DENPASAR – Bali mendukung dan siap menyukseskan program layanan KB serentak sejuta akseptor yang diluncurkan BKKBN RI serangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024. Dukungan itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam sambutannya saat menghadiri acara Peluncuran Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Auditorium RS Bali Mandara, Selasa (4/6/2024). Kegiatan peluncuran yang dipusatkan di Bali dihadiri langsung oleh Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo.
Mengawali sambutannya, Sekda Dewa Indra menyampaikan terima kasih kepada jajaran BKKBN RI yang memusatkan peluncuran program layanan KB serentak sejuta akseptor di Daerah Bali. “Ini merupakan sebuah kehormatan bagi Bali dan kami siap memberi dukungan penuh terhadap program BKKBN yang sudah tentu dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Terkait dengan program layanan KB serentak, Sekda Dewa Indra memperoleh informasi bahwa Bali ditarget 11.808 akseptor. Ia sangat berharap target untuk Daerah Bali itu bisa terpenuhi. “Karena acara peluncurannya di Bali, kita harus berkomitmen untuk merealisasikan target yang diberikan untuk Provinsi Bali. Kalau bisa melampaui,” ujarnya. Untuk itu, ia mendorong sinergi dan kolaborasi semua komponen agar target itu bisa tercapai.
Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo menyampaikan terima kasih kepada jajaran Pemprov Bali, khususnya manajemen RSBM yang telah memfasilitasi penyelenggaraan peluncuran program layanan KB sejuta akseptor di seluruh Indonesia. Dijelaskan olehnya, kegiatan ini dilaksanakan dengan pola hybrid. “Secara offline digelar di Bali, sementara BKKBN provinsi lainnya bersama pemerintah daerah di seluruh Indonesia mengikuti secara daring dari kedudukan masing-masing,” ujarnya. Digelar selama sehari pada tanggal 4 Juni 2024, BKKBN menargetkan 1.275.457 akseptor KB untuk seluruh wilayah Indonesia.
Hasto Wardoyo menambahkan, kegiatan yang digelar serangkaian peringatan Harganas ke-31 ini merupakan wujud kolaborasi pentahelix. Karena dalam program ini, BKKBN mendorong keterlibatan aktif dunia pendidikan melalui penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI). Kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan kepesertaan akseptor KB di seluruh Indonesia.
Pada bagian lain, Hasto Wardoyo kembali menyinggung manfaat positif dari program KB yang berkaitan dengan target Indonesia mengejar angka Human Capital Index (HCI). Perlu diketahui, HCI adalah suatu indikator yang baru dikeluarkan Bank Dunia untuk mengukur derajat modal SDM. Indikatornya ada tiga yaitu pengetahuan, keterampilan dan kesehatan. Hasto berkeyakinan, indikator kesehatan SDM bisa ditingkatkan dengan pengaturan jarak kelahiran melalui program KB. “Untuk melahirkan generasi yang unggul, jarak anak menjadi penting, jangan kurang dari tiga tahun. Ini salah satu upaya mencegah kelahiran stunting,” tandasnya. Oleh karena itu, ia sangat berharap dukungan dari berbagai elemen masyarakat dalam menyukseskan program KB.
Peluncuran Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor ditandai dengan aksi mengarahkan telapak tangan ke layar LED oleh Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, Sekda Dewa Indra, Ketua AIPKI Budi Santoso, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Wahidin,M.Kes dan Kepala BKKBN Provinsi Bali Sarles Brabar. Usai acara peluncuran, Kepala BKKBN RI dan undangan lainnya melakukan peninjauan kegiatan pemberian layanan KB kepada akseptor di RSBM dan mobil KB keliling yang diparkir di depan lobi rumah sakit tersebut.