Baraknews I Tangsel. -“Mari kita rampok bersama uang para koruptor. Halal”, kata Haris salah satu pembicara dalam Diskusi Publik bertajuk, Menakar Dari Kebijakan, Pengawasan Anggaran Pemda Se Tangerang Raya yang diselenggarakan oleh Forum Pemimpin Redaksi Multimedia Indonesia, di Kota Tangerang Selatan ( Tangsel), Jum’at, 22/12/2023.
Menurutnya, salah satu cara membuat efek jera bagi pelaku korupsi, dengan cara meng ATM bersamakan koruptor. Setelah dananya terkuras dan miskin baru dibuat laporan pengaduan kepada pihak yang berwenang. Dengan cara ini diperkirakan bisa membuat koruptor kapok dan pembelajaran bagi yang lain.
Menurut Haris, budaya korupsi ini sudah ditanamkan sejak kecil, tanpa disadari. “Waktu kecil orangtua kita sering melarang jika mau ikut ke undangan. Kamu jangan ikut ya, nanti pulang mama beli gula-gula (Permen)”, katanya meniru perbuatan umumnya orangtua “Ini bentuk kompensasi, pemberian imbalan agar lancar kemauan seseorang”, terangnya.
Sedianya dalam Diskusi Publik dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia ini, akan menghadirkan narasumber bintang dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Tapi sayangnya berhalangan hadir. Panitia agak kecewa.
“Padahal sudah kita hubungi berkali-kali ke staf di KPK, dan sudah siap. Tiba-tiba pembatalan sepihak. Tanpa alasan yang jelas”, katanya dengan nada kecewa.
“Tadinya kita berharap banyak kepada narasumber dari KPK karena lembaga inilah yang paling berkompeten dan menjadi perbincangan terakhir ini dalam hal pemberantasan korupsi di negeri ini”, jelasnya.
Para pembicara yang hadir berasal dari pemerhati dan pegiat antikorupsi serta perguruan tinggi.
Korupsi susah dihabisi di negeri ini, karena baik secara struktural dan kultural memungkinkan untuk melakukan perbuatan koruptif. Dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan melakukan korupsi. “Apa yang diharapkan kepada pihak Pengawasan, Inspektorat, BPK, BPKP atau lainnya. Sementara mereka ini tidak steril dari perilaku koruptif.
Harapan kepada kelompok masyarakat, Civil society, sebagai Kelas menengah yang peduli dan punya idealisme turun ikut memberantas korupsi. Hal ini tentu perlu kelas menengah yang kuat dalam segala hal, mandiri dan tidak tergantung dukungan dan hidup dengan pemerintah.
Menurut Sugeng pembicara lainnya, perlu kerja keras dan perjuangan yang panjang. “Jika tidak, bukan tidak mungkin mereka juga akan ikut larut dalam perbuatan korupsi”, katanya
Pihak Polres Tangsel dalam hal ini, memberikan respons positif dalam gerakan bersama memberantas korupsi di Tangsel. “Yang penting bukti-buktinya lengkap, pasti kita tindak lanjut”, katanya.
Ancara ini mendapat antusiasme dari peserta yang hadir. Peserta yang hadir berasal dari kalangan pers, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
(T. Arwati)