Baraknews Pandeglang–Menyikapi bencana kebakaran yang terjadi sering terjadi di Kabupaten Pandeglang terutama di wilayah Pandeglang Selatan salah satunya terjadi di Pasar Cibaliung. Saung Kajian Sosial & Demokrasi (SKSD) Pandeglang menilai respon tindakan pemangku kebijakan dalam menanggulangi terjadinya musibah kebakaran tersebut belum maksimal dilaksanakan.
“Dengan kondisi dan letak geografis yang luas dan berjauhan sangat penting untuk tersedia dengan cukupnya kendaraan pemadam kebakaran (Damkar),” ungkap Direktur Saung Kajian Sosial & Demokrasi (SKSD) -Pandeglang Tubagus Nuruzaman, kepada media, Rabu (02/2/2022).
Menurut Aktivis muda ini, tindaka cepat tertanggulanginya kobaran api setidaknya dapat meminimalisir jumlah korban dan kerugian disamping tentu saja keterlibatan warga masyarakat sekitar.
“Damkar yang stanby di tempat strategis akan berpengaruh terhadap minimalisasi meluasnya luapan api yang bisa memakan korban dan kerugian lebih banyak,” kata Nurzaman.
Ia juga menyebut, luasnya geografis Kabupaten Pandeglang terdiri dari 35 kecamatan terdapat 6 zona harus dijadikan pijakan dalam menentukan berapa jumlah damkar dan disimpan dititik mana saja.
“Idealnya barangkali per 3 kecamatan disimpan 1 damkar. Tapi melihat kondisi anggaran daerah setidaknya 1 zona cukup lah 1 unit damkar,” terangnya.
Hal senada disampaikan Djaya Sumarna,SPd, MSi selaku tokoh masyarakat Cibaliung yang juga mantan Camat Cibaliung, Cimanggu dan Cikeusik, pernah mengusulkan atas desakan masyarakat Pandeglang Selatan pengadaan mobil damkar standby di Cibaliung untuk menjangkau masyarakat yang terkena musibah kebakaran sering terjadi di wilayah Pandeglang Selatan.
“Hal ini tentu akan membantu masyarakat apabila terjadi musibah kebakaran di Pandeglang selatan seperti Sumur, Cibitung, Cimanggu, Cikeusik dan Cibaliung,” kata Djaya Sumarna singkat. (Den)