Dewan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran (DKD) resmi dikukuhkan di Alun-Alun Paamprokan, Pangandaran, dalam sebuah acara yang dipimpin oleh Ketua DKD Jawa Barat sekaligus Gubernur Terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Jumat (31/01/2025).
Pengukuhan ini menjadi titik awal penting dalam upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup di Kabupaten Pangandaran.
Dalam sambutannya, Dedi Mulyadi menekankan bahwa peran DKD tidak hanya terbatas pada pengembangan seni dan budaya, tetapi juga harus terlibat aktif dalam upaya menjaga kelestarian alam.
Dedi Mulyadi mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap ekosistem laut, terutama terkait dengan eksploitasi benih lobster yang bisa mengganggu keseimbangan alam.
Selain itu, ia juga menyoroti ancaman terhadap hutan dan gunung akibat aktivitas tambang ilegal, yang dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesejahteraan masyarakat.
Dedi Mulyadi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam Pangandaran agar keindahan dan kekayaan alamnya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Ia juga mengungkapkan pentingnya Pangandaran memiliki identitas budaya yang khas, sebanding dengan Bali yang terkenal dengan seni dan arsitekturnya.
Tak lupa Dedi Mulyadi menyarankan agar pembangunan hotel di Pangandaran mengusung desain arsitektur tradisional yang mencerminkan kearifan lokal, serta mendorong hotel-hotel untuk menggelar pertunjukan seni gamelan secara rutin.
Sebagai langkah untuk memperkuat identitas budaya Sunda, Dedi juga berharap agar para pegawai hotel mengenakan kebaya sebagai bagian dari upaya mempromosikan kebudayaan lokal.
Acara pengukuhan DKD dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Wakil Bupati Ujang Endin Indrawan, Ketua DPRD Pangandaran, anggota DPR RI Ida Nurlaela, Bupati dan Wakil Bupati terpilih, serta tokoh budaya dan masyarakat setempat.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, memberikan apresiasi terhadap gagasan Dedi Mulyadi terkait pengembangan seni dan budaya di Pangandaran. Menurutnya, pelestarian budaya lokal merupakan langkah strategis untuk memperkuat identitas daerah serta menarik lebih banyak wisatawan.
Ia juga menekankan bahwa upaya pelestarian budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Jeje berharap dengan adanya DKD, budaya Pangandaran dapat terus berkembang dan terjaga.
Jeje juga menyebutkan bahwa pengukuhan DKD ini merupakan “kado terakhir” yang ia berikan kepada masyarakat Pangandaran sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati. Ia menegaskan bahwa DKD diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian budaya daerah.
Dengan hadirnya DKD, diharapkan Pangandaran tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam yang indah, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan yang kaya dan terus berkembang.
Ke depan, berbagai program penguatan budaya dan pelestarian lingkungan akan menjadi fokus utama dalam pembangunan daerah. Masyarakat dan pelaku wisata diharapkan dapat turut serta dalam mewujudkan visi ini, menjadikan Pangandaran sebagai destinasi wisata unggulan yang juga melestarikan warisan budaya lokal.
( Upi)