ACEH, – Enam gadis Aceh menjadi relawan dalam rangka menyalurkan bantuan tali asih dari Bapak Kasad Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si. di pesantren Sulaimaniyah, Kabupaten Sabang, Aceh dan di panti asuhan Dayah Nurul Huda, Desa Ajee Cut, Banda Aceh.
Penyaluran bantuan tali asih dari Bapak Kasad merupakan penjabaran program Binkom Cegah Konflik Sosial dari Spaban 1 Sintelad. Kegiatan tersebut memiliki landasan konstitusional, yaitu Undang Undang TNI No. 34 Tahun 2004 sub pasal 12, yaitu membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan.
Selain itu juga adalah bagian dari implementasi “8 Wajib TNI”, yaitu Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya sekaligus merupakan perwujudan dari Perintah Harian Kasad, yaitu TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apa pun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi serta lakukan tindakan-tindakan yang berdampak terhadap kesejahteraan rakyat agar mampu menumbuhkan kecintaan dan kasih sayang rakyat kepada TNI AD.
Bantuan tali asih yang melibatkan enam orang gadis solehah asli Aceh merupakan gadis yang tangguh dan berwawasan luas sehingga mau mengorbankan diri untuk bergabung dalam kegiatan sosial dalam rangka melayani masyarakat.
Yang menjadi Host dalam kegiatan penyaluran bantuan tali asih tersebut adalah Serda (K) Rini Miya fikrita dan Serda (K) Jihan Alvani Aziz serta dibantu oleh empat orang mahasiswi aceh sebagai relawan yang terdiri dari, Jihan Bahira (Mahasiswi) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadyah Banda Aceh dan Tirta Fitrya (Mahasiswi) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadyah Banda Aceh, Raysa Ayu (Mahasiswi) dan Natasya Dihandra (Mahasiswi).
Keenam gadis tangguh tersebut dua orang di antaranya berstatus Kowad/Tentara Korps Wanita Angkatan Darat sedangkan empat orang Mahasiswi lainnya saat ini masih aktif kuliah.
Para gadis tangguh ini dengan sukarela, tanpa pamrih telah ikut serta dalam membantu kegiatan bantuan tali asih dari Bapak Kasad Jenderal TNI Agus Subiyanto.S.E., M.Si., demi kepentingan masyarakat sekitarnya maupun untuk kepentingan umum lainnya.
Membahas tentang keenam gadis tangguh ini, dapat mengugah hati kita semua sebagai warga negara Indonesia untuk mengenang kembali pahlawan nasional kita yaitu “Cut Nyak Dien” yang terkenal berkat kegigihannya melawan pasukan Belanda saat Perang Aceh dan “Raden Ajeng Kartini” yang merupakan pahlawan nasional wanita yang berjuang atas kesetaraan hak perempuan dan hak perempuan untuk meraih Pendidikan.
Perjuangan untuk mengisi bangsa ini bukan hanya dipelopori oleh kaum laki-laki semata, namun peran kaum wanita juga sangat berpengaruh dalam membangun negara kita tercinta ini. Yang menarik dan jadi atensi kita semua bahwa ternyata masih ada gadis gadis cantik yang tangguh di zaman Milenial ataupun di Zaman Now ini terdapat gadis bekerudung yang memiliki jiwa kejuangan dan pengorbanan yang tinggi untuk mengambil bagian dalam membela tanah air tercinta melalui kegiatan sosial utk melayani masyarakat Indonesia.
Mereka adalah gadis gadis solehah yang telah memiliki 10 Sikap Akhlakul Karimah yaitu: 1) Mematuhi Perintah Allah SWT. 2) Berbakti Kepada Orang Tua. 3) Berbicara dengan Kata yang Baik dan Lemah Lembut. 4). Bersikap Baik dan Menolong Kepada Saudara dan Tetangganya. 5) Selalu Memaafkan. 6) Selalu Ikhlas. 7) Mampu Menjaga Amanah dan Menepati Janji. 8) Memiliki Rasa Malu. 9) Selalu Bersyukur Kepada Allah. 10). Bertawakal.
Semoga dengan contoh dan tauladan yang telah ditunjukkan oleh keenam gadis Aceh tersebut bisa menjadi motivasi bagi gadis-gadis Indonesia lainnya untuk berperan serta dalam berbuat kebaikkan kepada sesama manusia yang membutuhkannya.
Dengan adanya implementasi nyata di lapangan oleh keenam gadis Aceh tersebut sebagai relawan mencerminkan bahwa itu sifat sejati WANITA MUSLIMAH INDONESIA dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan hati yang PALING HAKIKI, maka insya Allah kemudian hari bangsa Indonesia akan menjadi kuat dan kokoh sampai dunia kiamat.
Keenam gadis muda generasi penerus bangsa ini memiliki motivasi dan jiwa rela berkorban yang hakiki sehingga mereka telah meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam mendukung kegiatan sosial tsb ditengah-tengah masyarakat.
Mengapa mereka mau rela berkorban jiwa dan raga, waktu dan tenaga untuk mewujudkan pengabdiannya kepada negara dan bangsa tercinta? Ada satu hal yang perlu kita sadari bersama bahwa semua yang dilakukan keenam gadis muslimah ini tidak lain tidak bukan karena mereka adalah Wanita Indonesia yang sangat cinta NKRI sudah Harga Mati!
Sebab bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (3) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dari hal tersebut maka kita sebagai Warga Negara Indonesia perlu memberi apresiasi positif atas emansipasi dari keenam gadis muslimah ini.
Harapan kita semua semoga di kemudian hari akan ada kegiatan-kegiatan sosial lainnya bisa mengunakan tenaga pikiran dan sumbangsih para Gadis Tangguh Muslimah lainnya untuk menjadi perisai bangsa yang kokoh dan kuat dalam membantu kesulitan rakyat di sekitarnya maupun untuk kepentingan kemanusiaan baik secara global, secara regional maupun secara nasional (baik di dalam negeri maupun di luar negeri).
Keenam Gadis solehah ini adalah contoh dari Miniatur dan Barometer Muslimah Indonesia dan yang patut dijadikan figur dan diikuti oleh seluruh wanita Indonesia lainnya maupun Wanita dunia Internasional lainnya.
Mereka sangat mengutamakan pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan bangsa yang hakiki dalam prespektif NATIONAL SECURITY di Bumi Nusantara saat ini maupun ke depan.
Dengan demikian maka akan melahirkan Gadis-gadis milenial lainnya yang memiliki jiwa patriotisme, nasionalisme yang tinggi serta jiwa militansi yang kokoh untuk berbhakti kepada negara dan bangsa tercinta tanpa pamrih.
Perjalanan mereka penuh hikmah dan penuh pengorbanan sejati dengan BERNAFASKAN MERAH PUTIH serta cinta tanah air yang sangat hakiki adalah aktualisasi dari prinsip dari keena, gadis solehah yang tangguh tersebut.
Setelah keenam gadis tangguh tersebut menyalurkan bantuan Tali Asih dari Bapak Kasad Jenderal TNI H. Agus Subiyanto, S.E., M.Si. di Pesantren Sulaimaniyah Sabang, Aceh dan di Panti Asuhan Dayah Nurul Huda Desa Ajee Cut Banda Aceh, lalu mereka berkumpul di posko dan saling berbagi cerita tentang INDAHNYA BUMI NUSANTARA di masa depan nantinya, apabila semua warga negara bisa saling memahami, saling menghormati, saling menghargai perbedaan suku ras dan agama antara satu dengan yang lain dan bisa merawat kebersamaan serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa secara utuh maka bisa menjadi kekuatan yang tangguh sehingga dapat mewujudkan Ketahanan Nasional Yang Tangguh sehingga Indonesia di tahun 2045 akan menjadi negara yang sangat kuat di dunia terutama tentang ahklaknya manusianya dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia seutuhnya.
Sebuah ungkapan hati yang terucap dari keenam gadis tangguh tersebut bahwa ”Rawatlah Nusantaraku..!! Rawatlah keberagaman ini..” Bangunlah fondasi negeriku yang kuat dengan tekad dan hati nurani yang tulus dan suci tanpa pamrih demi untuk ibu pertiwi.. semoga Indonesiaku tetap jaya untuk selamanya.
“SALAM PANCASILA” dan “SALAM PERSATUAN” INDONESIA IS OUR HOME. WE LOVE INDONESIA FOREVER. MERDEKA…!!