SURABAYA – Gagasan awal Njejegno Tunjungan Ikon Surabaya telah berlangsung lebih 3 tahun lalu. Telah banyak cara dilakukan oleh berbagai komunitas maupun perorangan yang peduli tentang hal ini. Seperti ngamen setiap hari minggu pagi saat car free day ditrotoar depan hotel majapahit yang dilakukan oleh komunitas tunjungan ikon Surabaya, dan saat bulan puasa,
Cak Yoyok, ketua TIS selama 3 tahun berturut turut melakukan kegiatan berbagi takjil dengan mengajak berbagai komunitas di Surabaya dan sabtu besok telah 4 tahun secara rutin dilakukan.Cak Ananto, budayawan yang menjadi salah satu penggagas Tunjungan Ikon Surabaya berharap dengan semakin banyak komunitas yang terlibat di kegiatan tunjungan ini akan semakin mempercepat terealisasi tunjungan menjadi ikon Surabaya.
“Salah satu sebab kenapa dilaksanakan didepan Hotel Majapahit karena saya ingin arek arek Suroboyo tetap mengenang pertempuran bendera 19 september 1945 yang menjadi inspirasi perlawanan seluruh rakyat RI,” kata Cak dokter Ananto”.
Tunjungan ikon Surabaya karena sesuai dengan sebutan Surabaya Kota Pahlawan.Pertempuran bendera adalah pertempuran pertama rilawan agresor asing dilaksanakan oleh arek arek Suroboyo dan menjadi satu satunya pertempuran bendera yang dimenangkan RI.Target sama seperti tahun tahun sebelumnya, tahun ini ribuan arek arek Surabaya yang tergabung dilebih 50 komunitas membagikan lebih 10.000 takjil dan berbuka puasa bersama.
Ketua panitia adalah Ning Ririe yang juga Presiden Bidadari, untuk Humas dan Pemberitaan Ning Deby Maria Suzana dari Jurnalis Independen Indonesia (JII). (Ais)
Komentar