Baraknwes Jakarta – Disebut-sebut PT Phoenik Syams Indonesia bisa memenangkan lelang pembangunan Stasiun Rangkasbitung karena intervensi dari Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Harno Trimadi. “(PT Phoenik) bawaan direktur ,” kata sumber kepada wartawan belum lama ini.
Saat dimintai konfirmasi, Harno, menyatakan proses tender seluruh paket kegiatan pembangunan Stasiun Rangkasbitung ada di biro Layanan Pengadaan Dan Pengelolaan Barang Milik Negara (LPPBMN).
“Bukan di direktorat jenderal perkeretaapian,” katanya.
Harno membantah dirinya ikut cawe-cawe di proyek stasiun Rangkasbitung dan mengintervensi panitia untuk memenangkan PT Phoenik. “Saya sampaikan saya tidak pernah ikutan menitip-nitip proyek ke Satker,” katanya.
PT Phoenik Syams Indonesia juga tidak memiliki pengalaman dengan objek tender. Perusahaan ini memiliki banyak KBLI yang tidak saling berhubungan.
Dalam dokumen Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kemenkumham, Phoenik memiliki 61 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Ada usaha industri makanan dan makanan olahan, industri percetakan, alat olahraga, sumber daya air, konstruksi gedung, instalasi listrik, dah instalasi minyak dan gas.
Ada juga KBLI tentang dekorasi interior, perdagangan besar binatang hidup, perdagangan beras, buah-buahan dan bidang perikanan. Selanjutnya, ada KBLI perdagangan besar pakaian, perdagangan obat, perdagangan besar computer, material bangunan, perdagangan eceran, pertamanan hingga jasa penyelidikan.
Masih dari dokumen Ditjen AHU, pemegang saham perusahaan yaitu Suhariyanti yang juga menjabat sebagai komisaris. Suhariyanti memegang 82% saham perusahaan. Sisanya saham sebesar 18% dipegang Dede Soip yang juga menjabat sebagai Direktur. Phoenik berkantor di Komplek Bekasi Town Square. (Ris)